Skip to main content

Karakter Moral Ibu Profesional

Bismillahirrahmaanirrahiim.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh 👋

Seminggu terakhir ini Bogor lagi mendung, hujan sangat deras berjam-jam, dan banjir. Bikin mager banget ya? Suasana mendung-hujan mendukung perasaan yang lagi kurang bersemangat ketika mengintip misi 6 di kelas Matrikulasi Ibu Profesional. Memang kalo bisa dibilang, minggu-minggu ini lagi luar biasa banget rasanya, sama seperti yang Bestie-ku alami, teh Sofy, mba Siway, neng Sabila. 

Tapi aku mengingat lagi dipelajaran sebelumnya saat membahas tentang merdeka belajar (tulisannya bisa dilihat di sini ya), bahwa ciri orang yang merdeka belajar adalah tidak tergantung pada orang ataupun hal lain. Maksudnya di sini adalah kita harus tetap on track.

Ya, aku harus lawan rasa mager ini. Memang berat, tapi bismillah kita jalani semuanya pelan-pelan.

***

Di minggu ini, kami yang masih bertahan di Matrikulasi IP mendapatkan pelajaran tentang karakter moral yang disampaikan oleh mba Hamidah Rina Mantiri.

Sebenarnya, apa sih karakter moral itu? 

Karakter menurut KBBI adalah tabiat; sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain; watak; dan kepribadian. 

Sedangkan moral menurut KBBI adalah ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya; akhlak; budi pekerti; susila; kondisi mental yang membuat orang tetap berani, bersemangat, bergairah, berdisiplin, dan sebagainya; dan isi hati atau keadaan perasaan sebagaimana terungkap dalam perbuatan.

Jadi secara singkat karakter moral adalah kepribadian tentang sikap, kepribadian, akhlak dan isi hati juga keadaan yang diperlihatkan melalui perbuatan.

Karakter moral ini yang menguatkan core value. Ada 5 karakter moral yang ada di Ibu Profesional, yaitu

1. Never stop learning, the mission alive.

Perempuan memang memiliki misi hidup yang panjang, karena kita tidak pernah berhenti beradaptasi dengan berbagai ragam fase hidup yang berubah-ubah. Perjalanan perempuan bermula dari 

bayi → anak-anak  remaja  dewasa muda  istri  ibu  nenek  meninggal dunia

Karena fase hidup yang terus menerus berubah, kita sebagai perempuan sejatinya akan terus belajar sepanjang hayat. Kita adalah orang yang bersungguh-sungguh serta gigih untuk meningkatkan kualitas diri dan beradaptasi dengan fase hidup yang sedang dijalani.

2. Don't teach me, i love to learn.

Sebagai perempuan yang fase hidupnya berubah-ubah dan terus berganti peran, maka sudah pasti ilmu yang akan kita pelajari juga akan selalu berbeda-beda sesuai dengan fase hidup yang sedang kita alami. 

Poin ini menyadarkan bahwa kita ini tidak perlu didikte, disuruh-suruh ataupun dipaksa untuk belajar. Hanya perlu dipantik. Karena memang fitrahnya perempuan adalah seorang pembelajar. Keinginan belajarpun sudah pasti akan selalu ada dalam dirinya. Mau belajar apa? Jawabannya belajar sesuai kebutuhan pada fase hidup yang sedang dijalani. Insyaallah dari keingintahuan (intellectual curiousity) yang muncul dari dirinya, akan membawanya menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya.

3. I know, i can be better.

Kita pasti tahu dengan kapasitas diri kita sendiri. Kita juga pasti tahu bahwa kita ingin selalu bisa menjadi yang lebih baik dari sebelumnya, karena good is not enough

Barang siapa hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah tergolong orang yang beruntung, Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin dialah tergolong orang yang merugi dan Barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin dialah tergolong orang yang celaka." (HR. Al Hakim).

Teruslah berupaya menjadi versi terbaik diri, agar kita termasuk orang yang beruntung. Karena 

Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada akhirnya.” (HR. Bukhari, no. 6607)

4. Always on time.

Disiplin soal waktu sesuai dengan komitmen dan kemampuan diri. Ini menjadi hal yang cukup berat bagi kebanyakan orang Indonesia ya, karena kebiasaan mengulur-ulur waktu sepertinya sudah mendarah daging. Kita memang perlu berupaya keras melawan rasa itu. Karena jika kita disiplin soal waktu, insyaallah segala kebaikan akan menghampiri. Mulai dari mana? Jawabannya mulailah dari diri sendiri. 

For things to change, i must to change first. 

5. Sharing is caring.

Seringkali saat kita belajar tentang suatu hal, inginnya kita menang sendiri, inginnya ilmu itu  cuma untuk kita sendiri, inginnya pintar dan pandai sendiri. Ternyata itu egois banget ya. 

Semakin banyak belajar tentang suatu ilmu, justru seharusnya kita semakin merunduk dan merunduk seperti padi. Seperti pada materi core value sebelumnya (tulisannya bisa dibaca di sini), bahwa sedikit ilmu yang kita dapatkan bukan harus ditampung sebanyak-banyaknya, tapi justru harus dikelola dan dibagikan agar ilmu itu menjadi manfaat bagi orang lain. Bonusnya, kita dapatkan pahala jariyah, bukan? 😁 

Tapi harus diingat bahwa sharing tentang suatu ilmu harus sesuai prinsip CoC dan analisis 3B ya.

***

Moral feelings

Setelah tahu apa yg disampaikan oleh mba Hamidah tentang 5 karakter moral IP ini, aku jadi merenung. Hal ini sebenarnya sudah tidak asing bagi perempuan ya. Mungkin kita masih banyak yang belum menyadarinya saja, dan juga belum diupayakan dengan maksimal dalam kehidupan. 

Jika ditelisik lebih dalam, alhamdulillah ternyata setidaknya 4 poin sudah ada dalam diriku. 

  • Never stop learning, the mission alive. 

Poin ini betul-betul aku alami. Aku kira, aku terlambat. Tapi ternyata aku harus nyemplung dulu baru belajar tentang sesuatu. Ibarat kata kepentok dulu baru sadar. Tapi itu gapapa (banget), daripada gak belajar sama sekali ya? 

Apalagi soal ilmu kerumahtanggaan. Kalo seandainya banyak perempuan muda diluar sana yang belum menikah tapi sudah belajar tentang kerumahtanggaan, MasyaAllah luar biasa sekali, aku sangat mengapresiasi.

  • Don't teach me, i love to learn

Seperti yang kusebutkan dalam postingan sebelumnya, bahwa jiwa mudaku masih bergejolak 🤣 aku masih haus akan ilmu, meskipun belum melanjutkan pendidikan formal ya. Karena aku senang belajar. Tapi aku adalah anak pertama yang tidak suka kalo disuruh-suruh, tidak suka didikte. 

Aku hanya perlu diajak mikir untuk memantik semangat. Aku akan belajar ketika aku dihadapkan satu persoalan, satu situasi, atau satu pikiran yang tiba-tiba terlintas. Maka seketika aku selalu ingin mempelajarinya. Aku yang perlu meminta untuk diajari, bukan aku langsung diajari. Jadi ketika kutahu poin ini masuk dalam karakter moral, aku merasa 'wow, berarti selama ini aku gak salah ya'. Cuma, harus selalu diingat bahwa jangan menyerap semua ilmu tapi tidak belajar hingga tuntas. Ini harus banget diukir di kepala, agar ilmu yang kita pelajari bisa diamalkan, bukan dipendam. Noted!

  • I know, i can be better

Sebagai seseorang yang perfeksionis dan punya standar yang tinggi, i can be better adalah slogan utama, ya gak sih? 😆 Seperti mendapatkan amunisi baru kalo mengucapkan kata itu. 

Tapi... lagi lagi aku belajar, bahwa i can be better di sini adalah 

Me vs Me, bukan Me vs You/They.

Karena kita seharusnya merefleksikan diri kita yang sekarang dengan diri kita yang sebelumnya. Maka kita harus selalu mau untuk upgrade diri dan upgrade ilmu. Karena hari ini harus lebih baik dari sebelumnya dan esok akan selalu lebih baik dari hari ini.

  • Sharing is caring. 

Aku masih belajar banyak soal ini. Sebelum mengikuti IP ini, aku memang menginginkan media sosialku akan kujadikan ruang berbagi hal yang bermanfaat. Tak disangka ternyata di IP dikenalkan soal prinsip sharing yang sesuai dengan CoC dan analisa 3B. Setelah tahu prinsip sharing tersebut, semakin ke sini aku semakin yakin bahwa banyak hal yang perlu diperbaiki soal sharing ini. 

Tapi aku mau sedikit bercerita. Jadi sejak memiliki anak, jujur sekali bahwa aku beberapa kali share tentang DIY mainan anak dan cara pengasuhan ala keluarga kami di instagram, tepatnya di instagram story. Begitu banyak yang kami pelajari soal parenting ini dan kami aplikasikan sesuai dengan value keluarga. Niatnya aku hanya berbagi keseruan sebagai bentuk refreshing, maklum cukup lelah seharian bermain bersama anak. 

Kemudian bermula dari mengikuti kelas online yang mengharuskan setor jurnal di media sosial, akhirnya makin ke sini aku jadi sering membagikan postingan di feed instagram tentang jurnal kegiatan anak versiku. 

Semuanya aku bagikan tanpa niatan yang gimana-gimana. Tapi MasyaAllah respon teman-teman dunia mayaku ternyata berbeda. Mereka sangat menikmati proses aku berbagi, bahkan banyak teman yang beberapa waktu lalu sangat menunggu aku share sesuatu. Apalagi teman sewaktu di bangku sekolah dulu, banyak yang terinspirasi dengan pola asuhku, aku berDIY, dan jurnal kegiatan anak yang aku buat. MasyaAllah tabarakallah.

Setelah belajar dan tau prinsip sharing ini, insyaallah perlahan akan diterapkan ketika nanti aku ingin berbagi di media sosial. Karena aku jadi tersadar, bahwa jika nanti kita meninggal dunia maka jejak digital akan abadi di sana. Darisitu akan terlihat bahwa rekam jejak kita selama hidup itu seperti apa, apakah kita membagikan sesuatu hal yang baik ataukah sebaliknya? Apakah menjadi pahala jariyah ataukah menjadi dosa jariyah?

***

Moral action

Setelah tahu 4 poin karakter moral sudah ada pada diri ini, ternyata masih ada 1 poin yang kurang padaku. Memang manusia tempatnya kekurangan ya, maka sudah wajib bagi kita untuk terus belajar.

Satu poin yang masih perlu diasah adalah soal always on time. Ini masih jadi PR besaaaar bagiku. Terkadang sering beralasan 'masih punya batita, jadi waktuku gak fleksibel dan gabisa tepat waktu'. Hmmm.. aku tahu itu salah. Apalagi ketika mba Hamidah bilang

Bagaimana kita mau mengajarkan adab kepada anak-anak kita, kalau orangnya sendiri tuna adab?

Jleeebbb banget.

Oke, aku tahu poin ini perlu diperbaiki, maka aku harus memulainya lebih dulu. Insyaallah semua sudah kucoba lakukan mulai dari memperbaiki manajemen waktu (buat to do list, belajar kandang waktu, mindfull dalam mengerjakan apapun). Semoga Allah mudahkan untuk aku perbaiki poin. Aamiin.

Semoga dengan aku berada di komunitas yang tepat, di Ibu Profesional ini, aku bisa mengasah karakter baik yang menjadi fitrah seorang perempuan. Maka sudah tidak diragukan lagi bahwa kumpul bareng dengan teman yang se-frekuensi adalah hal yang sangat diperlukan karena karakter baik akan muncul lebih unggul di sana. Semoga teman-teman semua bisa mengasah karakter baiknya, dan semoga Allah mudahkan ya.


Tetap semangat dan selalu bahagia ya.

Sampai bertemu lagi dipostingan berikutnya.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh 👋

--------------

Foto & desain: @sayyidah_shofie di canva


#Zona3 #Misi6 #KarakterMoralIbuProfesional #PenjelajahPelabuhanSamuderaAmarta #Matrtikulasi10 #InstitutIbuProfesional #IbuProfesionalForIndonesia #ip4id2022 #womenincooLABoration  

#journalmsy #terassayyi

Comments

Popular posts from this blog

Free All Side

Waktunya liburaaaan. Yeaay!  Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh 👋 Pas banget dipertengahan tahun, waktunya anak sekolah liburan. Tapi, kayaknya belum berlaku untuk diriku. Maklum, anakku kan belum sekolah hehehehe.. Di musim liburan kayak gini seru sekali belajar dengan teman-teman di Institut Ibu Profesional lagi. Setelah minggu yang lalu mengalirkan rasa bahagia berjelajah, rasanya semangat semakin menggelora menuju akhir penjelajahan.  Alhamdulillah api semangat sedang membara di hati, tapi qadarullah wa maa syaa a fa'ala suamiku sakit dan berujung harus di opname. Syafakallah, laa ba'sa thohurun insyaallah . Jadi di misi ini aku belum bisa mengerjakan tugas tepat waktu, karena harus menemani suami di Rumah Sakit.  Meskipun begitu, aku saat ini tetap harus menyelesaikan misiku di zona ini. Berat rasanya, tapi aku yakin ada Allah yang akan menolongku menyelesaikannya, satu caraNya Allah menolongku adalah dengan diizinkannya aku mengajukan dispensasi kerjakan ...

Bekal Menuju Belajar Yang Bahagia

  Bismillah.. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh 👋 Hari ini saya akan menceritakan tentang bekal perjalanan yang akan siapkan sebelum mengikuti kegiatan belajar di Matrikulasi Batch 10 - Institut Ibu Profesional (IIP). Senin lalu, tepatnya 9 Mei 2022, telah diadakan Jelajah Zona atau pemaparan materi oleh salah satu Widya Iswara IIP, yaitu mba Dyas Purnamasari dari IP Depok, tentang Bahagia Belajar dan Critical Thinking . Kenapa sih, belajar aja harus bahagia? Pertanyaan ini muncul ketika akan memulai pembelajaran di Matrikulasi ini. Yap, dari materi yang disampaikan, akhirnya saya mendapatkan insight bahwa kita memang butuh suasana yang bahagia ketika belajar. Karena jika kita merasa bahagia, insyaallah ilmu yang kita dapat akan masuk dan meresap dalam diri. Harapannya ilmu yang telah kita pelajari akan bisa diamalkan (dipraktekkan) dan menjadi manfaat khususnya untuk diri sendiri, keluarga sebagai orang terdekat, dan orang lain di sekitar kita. Setelah mendengarkan mate...

Bahagia Berkarya

Bismillahirrahmaanirrahiim..  Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh 👋 Minggu ini adalah minggu yang cukup menegangkan untukku. Karena suami masih opname sejak Jum'at 1 Juli 2022, dan aku masih bolak-balik RS. Alhamdulillah biidznillah, aku bisa menyimak materi ke-9 di kelas Matrikulasi #10 ini. Meskipun telat, tapi setidaknya masih dihari yang sama aku menonton video rekamannya di FBG.  Tak disangka, misi kali ini menantang sekali. Pantesan grup matrikulasi setelah jam 10 pagi tiba-tiba mbrudul chatnya sampe ratusan, bahkan grup my bestie-pun nular brudulnya 😂  Sempat pusing juga awalnya, karena dihari Senin 4 Juli 2022 aku harus urus berkas untuk siap-siap bawa suami pulang dari RS. Alhamdulillah punya bestie yang baik semuanya, support dan selalu mendoakanku. Terima kasih bestie, you are the best ❤ *** Jadi dimisi ke-9 ini tuh gak ada materi, tapi justru kami para mahasiswi ditantang untuk merealisasikan rencana karya yang sudah dibuat di misi-8 kemarin. Wow! ...