Bismillah..
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh 👋
Kali ini saya mau berbagi tentang satu hal yang saya dapatkan saat
pembelajaran di Matrikulasi Ibu Profesional. Materi yang disampaikan oleh teh
Endang Prasdianti atau yang sering disapa teh Dian ini, mengulik tentang core
value Ibu Profesional (IP) yang dikaitkan dengan peta belajar yang sudah
dibuat di postingan ini.
Ngomong-ngomong soal belajar, sebenarnya apa sih yang diharapkan
kalau kita mempelajari sesuatu? Pasti kita semua tahu jawabannya adalah untuk
memperoleh suatu ilmu. Tapi apakah ilmu yang kita dapatkan ini sudah
benar, baik dan bermanfaat? Hhmm, coba kita ulik lebih dalam ya.
Mempelajari suatu ilmu sebenarnya memiliki tujuan akhir memahamkan,
menjiwai, mengembangkan hingga mentransfer tentang apa yang sudah dipelajari.
Di Ibu Profesional ini ternyata memiliki satu poin penting yang selalu
dijunjung tinggi, namanya core value.
Sebenarnya apa itu core value?
Bagi saya, core value adalah istilah yang cukup asing
ditelinga. Tapi setelah dicari tahu lebih dalam, ternyata hanya istilahnya saja
yang belum saya pahami, hehe. Menurut berbagai sumber di google, core value adalah
prinsip dan nilai utama yang menjadi fondasi serta acuan yang merefleksikan
visi dan misi suatu perusahaan atau organisasi. Dalam IP sendiri core value merupakan
nilai yang harus dijunjung tinggi, dengan harapan para anggota/member
didalamnya lebih paham dan menjiwai perannya selama berkomunitas.
Sebagai perempuan yang nanti dan/atau sudah
menjadi ibu juga istri, kita memiliki peran yang cukup besar dalam sebuah
keluarga. Menjadi perempuan artinya kita siap untuk membangun sebuah peradaban
besar, karena kita adalah madrasah pertama bagi anak. Maka sudah seharusnya
kita memiliki, menjiwai dan paham tentang core value ini.
Core value dalam IP ini ada 5, saya juga lebih
senang mengingatnya dengan 5B yaitu:
- Belajar
- Berkembang
- Berkarya
- Berbagi, dan
- Berdampak.
Berkarya di IP juga bukan soal menghasilkan suatu produk yang
dinilai secara material. Karena setiap individu memiliki talentanya
masing-masing. Kita disini belajar bukan untuk menjadi sempurna. Karena dari
apa yang kita pelajari harapannya nanti akan bisa membuat diri kita berkembang,
dan membuat kita selangkah lebih maju dari posisi sebelumnya.
Pada saat pemaparan materi, teh Dian
menyampaikan bahwa cara terbaik untuk kita belajar adalah dengan cara
mengajari. Maka ketika kita mau mempelajari sesuatu, sebaiknya bukan
mengosongkan gelas agar ilmu bisa serap dan tampung sebanyak-banyaknya, tapi
jadikan gelas yang dipakai kita buat sebagai teko besar untuk mengolah ilmu
yang didapat agar bisa bermanfaat bagi gelas-gelas kecil lainnya.
Saya jadi ingat, ada dua buah quotes yang menjadi pembuka pikiran saat pembelajaran materi ini.
When life gives you lemons, make lemonade.
dan Rasulullah SAW dalam hal ini juga bersabda,
Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain". (HR. Bukhari).
Mendengar dua quotes itu, saya mengartikannya jika kita mendapatkan satu hal, jangan
cuma jadi satu hal yang sama, tapi ubahlah supaya satu hal itu menjadi enak dan
bermanfaat.
Jadi, ya jangan jadi diri yang biasa-biasa aja, be different supaya bisa lebih bermanfaat :)
***
Materi tentang core value ini membuat saya semakin angguk-angguk kepala. Saya juga jadi paham bahwa pembelajar sejati adalah orang yang sadar bahwa dirinya tidak atau kurang berilmu.
Pembelajar
sejati adalah orang yang memiliki jiwa yang selalu haus akan ilmu, yang mau
bekerja keras untuk tetap belajar dan mengembangkan diri. Tapi tak lupa untuk
membagikan ilmunya kepada siapapun yang membutuhkan agar hidupnya bermanfaat.
Kemudian mulai tersadar dan
merefleksikan pada peta belajar yang sudah saya buat sebelumnya. Saya banyak
merenung dan bertanya pada diri sendiri, apakah betul saya menginginkan
pembelajaran yang sudah dibuat pada peta belajar kemarin? Apakah saya sudah
termasuk golongan pembelajar? Hmm...
Lalu tak disangka, ternyata misi
atau challenge dalam pembelajaran kali ini juga terkait dengan peta
belajar yang sudah saya buat, sama persis dengan apa yang saya pikirkan. Kali ini
kami diminta untuk mem-breakdown penerapan core value IP pada
peta belajar yang dibuat kemarin. Qadarullah, alhamdulillah.
Sebelum mengikuti pembelajaran di
Matrikulasi ini pun sebenarnya saya sudah merencanakan pemetaan belajar hingga mendetail,
masih coret-coret amburadul. Tapi saya begitu sangat bersyukur ketika mendapat
momen yang pas di Matrikulasi ini, karena jika tidak dipaksa keadaan, mungkin
pemetaan itu belum dituliskan dengan rapi sampai sekarang.
Memang tak dipungkiri bahwa pekan ini menjadi pekan tersibuk bagi saya. Banyak sekali deadline yang harus dikerjakan, belum lagi masih harus bolak-balik RS didua kota, Klinik Tumbuh Kembang Anak, mengerjakan urusan domestik dan membersamai anak bermain. Tapi saya tidak boleh menyerah. Akan selalu ada pertolongan Allah disetiap kesulitan apapun.
***
Saya memiliki visi hidup yang menjadi patokan utama peran yang akan saya ambil. Saya ingin menjadi desainer juga pendamping yang taat dan berintelektual.
Menjadi desainer memang passion saya, yang memiliki manfaat untuk diri saya pribadi. Menjadi pendamping yang berintelektual adalah kebutuhan
saya sebagai istri dan ibu dalam keluarga. Sedangkan menjadi taat adalah sebuah
kewajiban saya sebagai hamba.
Setelah merenung dan melihat kembali
peta yang telah dibuat, akhirnya saya memiliki garis besar pembelajaran. Ini yang
akan saya jabarkan dan kaitkan dengan penerapan core value IP pada peta
belajar saya.
Untuk menjadi desainer juga
pendamping yang taat dan berintelektual, maka saya harus mempelajari ilmu
tentang:
- Tauhid:
ilmu ini harus saya pelajari seumur hidup, karena kita diciptakan
ke dunia tujuannya adalah ibadah, maka selama kita masih hidup, yang paling
utama dan prioritas sudah pasti adalah mempelajari ilmu tauhid.
- Parenting:
ilmu ini juga harus saya pelajari seumur hidup, karena saya sudah menjadi
orang tua, dan menjadi orang tua itu artinya belajar sepanjang hayat. Ilmu ini penting
karena akan menunjang pengasuhan dalam keluarga.
- Bahasa:
ilmu ini juga harus saya pelajari karena saya memiliki kekurangan
soal kemampuan berbahasa asing. Demi terwujudnya menjadi pendamping yang berintelektual,
sudah seharusnya saya memiliki kemampuan bahasa asing sebagai penunjang menjadi
madrasah di rumah.
- Kepenulisan:
ilmu ini harus saya pelajari karena saya mulai menyukai dunia
kepenulisan. Saya juga menyukai qur’an journaling yang berisikan
tadabbur qur’an. Harapannya saya bisa mendalami Al Qur’an dengan cara yang
menyenangkan.
- Desain
grafis: ilmu ini juga harus dipelajari
karena saya menyukai desain grafis.
Untuk menjadi desainer juga pendamping yang taat dan berintelektual, maka ilmu yang harus saya tingkatkan (dikembangkan) adalah:
- Tauhid:
ilmu tahsin, tahfidz, aqidah, hijrah, siroh, dan dakwah. Semua
ilmu tauhid ini harus dikembangkan sebagai penunjang pengasuhan dan pedoman
hidup.
- Parenting:
ilmu tentang islamic parenting, Fitrah Based Education
dan Islamic Montessori. Ilmu ini harus ditingkatkan sebagai penunjang pengasuhan.
- Bahasa:
bahasa Inggris dan bahasa Arab dasar. Bahasa inggris menjadi bahasa
yang perlu ditingkatkan karena saat ini sudah zaman globalisasi, sedangkan
bahasa Arab menjadi perlu ditingkatkan agar saya setidaknya memudahkan saya
mendalami Al Qur’an, ini juga terkait dengan kesukaan saya untuk bertadabbur.
- Kepenulisan:
journaling, cerita fiksi
dan non fiksi.
- Desain
grafis: simple digital
drawing.
Untuk menjadi desainer juga
pendamping yang taat dan berintelektual, maka ilmu yang harus saya latih adalah:
- Parenting:
FBE dan Islamic Montessori dengan mengikuti pelatihan.
- Bahasa:
bahasa Inggris dan Arab dengan mengikuti kursus.
- Kepenulisan:
Qur’an Journaling dan menulis antologi dengan mengikuti komunitas.
- Desain
grafis: Ibis Paint X dengan mengikuti kelas
berbayar, melihat youtube.
- Parenting:
tentang jurnal kegiatan anak, dan review ilmu parenting yang
diaplikasikan pada anak. Ini menjadi poin penting bagi saya, karena saya baru
menyadari bahwa banyak teman yang menyukai dan membaca instagram story saya
mengenai review parenting yang saya terapkan pada anak sendiri. Juga soal jurnal
kegiatan anak yang sering saya bagikan di instagram, ternyata banyak yang
terinspirasi dari tulisan yang saya buat.
- Kepenulisan:
tentang hasil tadabbur qur’an, catatan Qur’an Journaling,
dan buku antologi.
- Desain
grafis: simple digital drawing atau digital journaling.
Utamanya adalah membagikan ilmu desain yang simpel untuk membuat quotes islami,
atau membuat gambar untuk dijual di Microstock.
Seandainya nanti saya menjadi pendamping
yang taat dan berintelektual, maka saya akan membagikan ilmu yang saya dapatkan
ini utamanya untuk keluraga. Seandainya nanti saya menjadi desainer yang taat, maka
saya akan membagikan ilmu tentang desain yang sudah saya pelajari melalui media sosial.
Semoga dengan menuliskan (cukup) rapi
secara detail tentang pemetaan belajar ini, bisa menjadi acuan saya ketika nanti ke kedepannya seandainya diri ini tiba-tiba hilang
arah, mulai mager dan semangat sedang menurun.
Semangat dan tetap
bahagia ya!
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh 👋
#Zona2 #Misi4 #PenjelajahPelabuhanSamuderaAmarta #Matrtikulasi10 #InstitutIbuProfesional
#IbuProfesionalForIndonesia #ip4id2022 #womenincooLABoration
Comments
Post a Comment